- Bisnis (Business) : berkarakter pada orientasi biaya (COST) pada hasil/outputnya
- Ilmu (Science) : berkarakter pada orientasi mutu (QUALITY) pada hasil/outputnya
ilmu Sipil, Arsitektur, Elektro, Mesin, Informatika - namun tidak menutup adanya cabang ilmu lain yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek
Untuk menjembatani dua kepentingan yang berbeda tersebut, lahirlah suatu bidang :
Rekayasa Teknik (Engineering)
Gagasan bisnis dan keilmuan ini melahirkan konsep, yang dalam bidang konstruksi berupa suatu bangunan atau infrastruktur - dan ketika konsep ini akan direalisasikan melalui sebuah proyek, maka aspek utama yang lain akan muncul dan harus diperhatikan, yakni waktu (TIME) pelaksanaan dari perencanaan hingga penyelesaian.
Salah satu fungsi manajemen proyek adalah fungsi kontrol, yang dikenal dengan istilah 3-C, yang meliputi kontrol atas mutu (Quality), biaya (Cost) dan waktu (Time) supaya pelaksanaan proyek dapat berhasil
- Kualitas yang dituntut menentukan biaya dan waktu yang diperlukan untuk mencapai tingkat kualitas tertentu
- Biaya yang tersedia mempengaruhi pula kualitas yang akan dihasilkan (jenis, tipe, merk material yang dipakai, termasuk finishing, dsb) dan waktu pengerjaannya
- Waktu pelaksanaan mempengaruhi biaya yang harus dikeluarkan (lembur, penambahan tenaga dan alat, dsb) serta kualitas yang dapat dicapai dengan time-frame tertentu
- Kegagalan memenuhi mutu hasil pekerjaan yang disyaratkan, akan mengakibatkan cacat pekerjaan sehingga harus ada proses tambahan "repair"/perbaikan atau "rework"/pengerjaan ulang akan membuat biaya dan waktu yang dihabiskan bertambah
- Kegagalan memenuhi biaya yang diperlukan untuk pengadaan material, alat dan pekerja yang baik, akan mengakibatkan kegagalan mencapai mutu dan/atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan
- Kegagalan dalam mengatur waktu pelaksanaan akan mengakibatkan pekerjaan dilaksanakan terburu-buru dan gagal mencapai standar mutu serta overhead biaya yang tinggi
Oleh karena itu dalam setiap proyek konstruksi, penerapan Manajemen Proyek Konstruksi harus dilakukan untuk mengontrol dan menyeimbangkan ketiga aspek utama tersebut supaya pelaksanaan proyek dapat berhasil dengan baik - dan kepercayaan klien dapat dijaga - sehingga perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi akan dapat terus hidup dan berkembang karena siklus proyek mereka berjalan dan tidak terputus